Langsung ke konten utama

Hahaha....Cuma di Indonesia Koruptor Dimanjakan

 

Rakyat percaya koruptor berhasil ditangkap. Tapi, rakyat tidak percaya pada hukuman yang akan diterima koruptor. Rata-rata koruptor kelas kakap divonis hukuman sangat ringan. Ini jelas menodai rasa keadilan rakyat.

Kasus korupsi terus merajalela di bumi pertiwi. Rakyat semakin gondok dan kecewa dengan keuangan negara yang mudah digerogoti para koruptor. Hebatnya lagi, para koruptor ini sebagian besar adalah oknum pejabat negara dan menteri yang secara ekonomi sudah lebih jauh dari cukup alias super mapan.

Korupsi terjadi bukan karena ada kesempatan, tetapi lebih disebabkan oleh faktor rakus, serakah dan bermoral bejad. Lebih parah lagi, ada sebagian oknum koruptor yang diklaim sebagai tokoh agama yang paham betul tentang hukum-hukum Tuhan, juga melakukan korupsi.

Saat ini, di Indonesia berlaku jargon ‘Yang miskin makin miskin kalau tidak punya jabatan, yang kaya makin kaya bila punya jabatan’, di lingkaran kekuasaan.

Indonesia menjadi salah satu sasaran empuk bagi penjahat-penjahat ‘elit berdasi’ untuk melakukan korupsi, baik secara kecil-kecilan maupun gede-gedean. Mereka tidak peduli dengan keadaan negara yang semakin terperosok ke dalam jurang kemiskinan dengan banyaknya kasus PHK, kriminalitas sadis, sistem pendidikan yang morat-marit dan tindakan intoleransi yang semakin kencang dalam kehidupan sehari-hari.

Perlu Anda tahu, menurut saya, hanya di Indonesia para koruptor dimanjakan. Saat mereka (berbaju orange) dipajang KPK dalam jumpa pers, para koruptor ini masih bisa santai. Bahkan, tertawa renyah sambil melambaikan tangan ke wartawan saat menuju ruang tahanan maupun saat akan melakukan jumpa pers.

Hebatnya lagi, ketika wartawan bertanya, mereka menolak dituding korupsi. Aparat hukum yang mengawal atau menjaga koruptor juga sangat ketat, layaknya seorang Presiden yang dikawal ajudannya, seolah-olah fisik koruptor tidak boleh disentuh publik. Beda dengan maling sandal di rumah ibadah, yang tidak ada pengawalan ketat, malah babak belur dihakimi massa. Hahaha…

Walaupun keadaaan negara sudah semakin parah karena dikorupsi, rakyat tetap mengapresiasi kinerja KPK, Polri dan Kejaksaan Agung yang berhasil dan berani menangkap pelaku korupsi secara individual maupun berjamaah. Mulai dari korupsi kaleng-kaleng sampai korupsi besar.

Di sisi lain, rakyat juga kecewa berat karena koruptor yang ditangkap kebanyakan hanya pada level kroco alias lapis terluar dari lingkaran korupsi. Sedangkan lapisan inti pelaku korup tidak tertentuh.

Rakyat percaya koruptor berhasil ditangkap. Tapi, rakyat tidak percaya pada hukuman yang akan diterima koruptor. Rata-rata koruptor kelas kakap divonis hukuman sangat ringan. Ini jelas menodai rasa keadilan rakyat.

Belum lagi, banyaknya rumors yang beredar, di dalam penjara para koruptor hidupnya lebih enak dan nyaman. Konon kabarnya, duit hasil korupsi mereka juga aman disembunyikan di brankas pribadi. Gaya hidup para koruptor lebih mewah di dalam sel, dibandingkan dengan gaya hidup warga sipil yang berada di luar penjara.

Semoga ini menjadi bahan renungan bagi aparat hukum di Indonesia atau murka Tuhan akan segera datang tanpa diduga. Mengerikan...

Jakarta, Rabu 9 April 2025
Pukul 19.09 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rupiah Masih Terkapar: Halo Indonesia, Apa Kabar?

  Presiden Prabowo Subianto tampaknya belum menunjukkan pergerakan besar untuk memperkuat rupiah. Ini terjadi karena, masih banyaknya kebijakan pemerintah yang belum fokus dan tidak menunjukkan skala prioritas. Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa Kalau boleh saya berkata jujur, saat ini Indonesia dalam keadaan kurang baik. Kenapa? Salah satu indikatornya adalah nilai tukar rupiah ke dolar AS masih berkisar Rp16.862,90 ( https://www.bi.go.id/ ). Rupiah tampaknya tidak berdaya menghadapi pukulan mata uang negeri Paman Sam. Melemahnya nilai tukar rupiah ini, tentu akan berdampak signifikan bagi pasar keuangan nasional, aspek ekonomi lokal serta berpotensi membuat situasi politik nasional sedikit terguncang. Grafik melemahnya nilai tukar rupiah berlangsung cukup lama, sekitar tiga minggu terakhir ini. Hal ini terjadi karena sejumlah faktor internal dalam negeri dan pengaruh ekonomi eksternal (internasional). Melemahnya nilai tukar rupiah, pasti berdampak langsung pada sekto...

Fenomena Aksi Cabul Negeri Beradab...

  Kasus sejumlah dokter yang mencabuli pasiennya saat melakukan praktik merupakan fenomena baru yang cukup menakutkan kaum perempuan, terutama bagi perempuan yang sedang hamil atau yang sedang mengalami gangguan kesehatan. Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa Selama ini, Indonesia dikenal sebagai negeri yang beradab, masyarakatnya ramah-tamah, sopan santun, serta beretika/berbudaya luhur hasil warisan dari nenek moyang bangsa. Namun, sekarang negara ini semakin terjerembab dalam lingkaran nafsu syahwat dan aksi cabul yang tidak lagi mengenal rasa malu. Jauh sebelum aksi cabul dilakukan para dokter, sudah banyak kasus pencabulan terjadi, mulai dari puluhan santriwati yang dicabuli hingga hamil oleh oknum pengajar pesantren, dukun cabul yang selalu ada dari zaman ke zaman, guru cabul, pejabat cabul, oknum polisi cabul dan banyak lagi cabul-cabul lainya yang mungkin saja tidak tersentuh media dan hukum. Bahkan, ada kasus pencabulan menghilang tanpa jejak, setelah ada kesep...