Langsung ke konten utama

PENTING...!!! Listrik Tenaga Surya Hemat Energi Sampai 40 Persen, Pengembang Properti Berani Garap Energi Surya...???

 

Kenaikan harga tarif listrik belum lama ini terjadi yaitu sebesar 17,64 persen untuk pelanggan rumah tangga nonsubsidi golongan 3.500 VA ke atas dan 36,61 persen untuk golongan pemerintah di atas 200 kVA. Kenaikan ini tentu berdampak pada pemilik rumah mewah yang bertebaran di Jabodetabek. 

Kenaikan tarif listrik bagi sebagian penghuni rumah cukup memberatkan. Namun, Pemerintah beralasan, kebijakan menyesuaikan tarif listrik karena besaran empat indikator ekonomi makro meningkat, terutama harga minyak mentah dunia yang tinggi, sehingga meningkatkan beban produksi listrik PLN.

Untuk menghadapi lonjakan tarif listrik yang mungkin terjadi di masa mendatang, tentu para pengembang properti perumahan harus sudah wajib memikirkan opsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Saat ini, para konsumen rumah juga mulai fokus membeli rumah yang ramah lingkungan dan bebas dari lonjakan kenaikan tarif listrik yang bisa terjadi kapan saja. 


Ada lima faktor yang menyebabkan para konsumen mulai berpindah dari membeli rumah yang memakai listrik PLN ke rumah yang menggunakan listrik tenaga surya. 

Kelima faktor itu ialah pertama, tenaga surya merupakan sumber hijau energi bersih. Tenaga surya tidak menghasilkan gas rumah kaca dan tidak mencemari air atau bagian lain dari alam. Tenaga surya tidak bergantung pada energi lain dan hanya membutuhkan sedikit air untuk bekerja.


Kedua, tenaga Surya membuat pemilik rumah bebas dari lonjakan kenaikan harga tarif listrik yang berubah dari waktu ke waktu. Dengan tenaga surya, pemilik rumah dapat menghindari kenaikan harga listrik dan mendapatkan energi yang jauh lebih terjangkau secara ekonomi. 

Ketiga, sebagian besar lingkungan kompleks perumahan mewah (land bank pengembang) yang berbasis alam atau ramah lingkungan,  memiliki lahan kosong (terbuka) yang belum dimanfaatkan. Seharusnya pengembang perumahan mampu memanfaatkan lahan ini, untuk Instalisasi komponen energi tenaga surya untuk kluster perumahan yang akan atau sedang dikembangkan. 


Keempat, listrik tenaga surya memiliki keuntungan secara ekonomis, hemat biaya, menjaga udara bersih dan ramah lingkungan untuk jangka panjang. Pemasangan energi tenaga surya diatap rumah diperkirakan dapat menghemat tagihan listrik sekitar 30 sampai 40 persen. 

Kelima, sebagian besar biaya tenaga surya berasal dari panel surya serta sel surya. Proses Instalisasi panel dan sel surya ini maintenancenya sangat mudah dan ekonomis. 


Kesimpulannya ialah, sudah saatnya pengembang properti perumahan menerapkan energi tenaga surya, akankah ini direalisasi...??? (Wawan Kuswandi/foto:dok-ist) 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hahaha....Cuma di Indonesia Koruptor Dimanjakan

  Rakyat percaya koruptor berhasil ditangkap. Tapi, rakyat tidak percaya pada hukuman yang akan diterima koruptor. Rata-rata koruptor kelas kakap divonis hukuman sangat ringan. Ini jelas menodai rasa keadilan rakyat. Kasus korupsi terus merajalela di bumi pertiwi. Rakyat semakin gondok dan kecewa dengan keuangan negara yang mudah digerogoti para koruptor. Hebatnya lagi, para koruptor ini sebagian besar adalah oknum pejabat negara dan menteri yang secara ekonomi sudah lebih jauh dari cukup alias super mapan. Korupsi terjadi bukan karena ada kesempatan, tetapi lebih disebabkan oleh faktor rakus, serakah dan bermoral bejad. Lebih parah lagi, ada sebagian oknum koruptor yang diklaim sebagai tokoh agama yang paham betul tentang hukum-hukum Tuhan, juga melakukan korupsi. Saat ini, di Indonesia berlaku jargon ‘ Yang miskin makin miskin kalau tidak punya jabatan, yang kaya makin kaya bila punya jabatan ’, di lingkaran kekuasaan. Indonesia menjadi salah satu sasaran empuk bagi penjahat-penj...

Rupiah Masih Terkapar: Halo Indonesia, Apa Kabar?

  Presiden Prabowo Subianto tampaknya belum menunjukkan pergerakan besar untuk memperkuat rupiah. Ini terjadi karena, masih banyaknya kebijakan pemerintah yang belum fokus dan tidak menunjukkan skala prioritas. Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa Kalau boleh saya berkata jujur, saat ini Indonesia dalam keadaan kurang baik. Kenapa? Salah satu indikatornya adalah nilai tukar rupiah ke dolar AS masih berkisar Rp16.862,90 ( https://www.bi.go.id/ ). Rupiah tampaknya tidak berdaya menghadapi pukulan mata uang negeri Paman Sam. Melemahnya nilai tukar rupiah ini, tentu akan berdampak signifikan bagi pasar keuangan nasional, aspek ekonomi lokal serta berpotensi membuat situasi politik nasional sedikit terguncang. Grafik melemahnya nilai tukar rupiah berlangsung cukup lama, sekitar tiga minggu terakhir ini. Hal ini terjadi karena sejumlah faktor internal dalam negeri dan pengaruh ekonomi eksternal (internasional). Melemahnya nilai tukar rupiah, pasti berdampak langsung pada sekto...

Fenomena Aksi Cabul Negeri Beradab...

  Kasus sejumlah dokter yang mencabuli pasiennya saat melakukan praktik merupakan fenomena baru yang cukup menakutkan kaum perempuan, terutama bagi perempuan yang sedang hamil atau yang sedang mengalami gangguan kesehatan. Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa Selama ini, Indonesia dikenal sebagai negeri yang beradab, masyarakatnya ramah-tamah, sopan santun, serta beretika/berbudaya luhur hasil warisan dari nenek moyang bangsa. Namun, sekarang negara ini semakin terjerembab dalam lingkaran nafsu syahwat dan aksi cabul yang tidak lagi mengenal rasa malu. Jauh sebelum aksi cabul dilakukan para dokter, sudah banyak kasus pencabulan terjadi, mulai dari puluhan santriwati yang dicabuli hingga hamil oleh oknum pengajar pesantren, dukun cabul yang selalu ada dari zaman ke zaman, guru cabul, pejabat cabul, oknum polisi cabul dan banyak lagi cabul-cabul lainya yang mungkin saja tidak tersentuh media dan hukum. Bahkan, ada kasus pencabulan menghilang tanpa jejak, setelah ada kesep...